PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN RESIKO KEMUNGKINAN TERJADI REAKSI DARAH
Keywords:
hemovigilace, reaksi darah, darah tranfusiAbstract
Saat proses tranfusi darah ada resiko bagi pasien yang menerima, resiko yang ditimbulkan bisa lambat atau cepat yang disebut dengan reaksi darah. Dalam layanan darah dikenal istilah hemovigilance yang berupaya mengumpulkan data reaksi transfusi, melakukan analisis data dan kemudian menggunakannya sebagai dasar peningkatan keamanan layanan transfusi darah [1]. Dalam studi ini akan dibahas lebih lanjut tentang hemovigilance untuk menentukan risiko reaksi terhadap darah bank darah dari penyakit rumah. Tahapan yang diimplementasikan mulai dari studi literatur, kemudian pengumpulan data, potensi dilakukan untuk memastikan kepatuhan dengan studi literatur, dilanjutkan dan sesuai dengan pendapat para ahli, melakukan analisis data diikuti dengan pembuatan desain SPK, diimplementasikan dan dilanjutkan dengan berkonsultasi lagi dengan para ahli, memeriksa penyesuaian, diikuti dengan diskusi kemudian mendapatkan kesimpulan. Hasil perhitungan Naive Bayes Classification (NBC) menunjukkan tingkat akurasi 75%. Kesimpulan kemungkinan terjadi suatu reaksi darah dapat dideteksi sejak dini, dapat dilakukan dengan penentuan reaksi darah SPK.
References
[2] K. Katsaliaki and S. . Brailsford, “Using simulation to improve theblood supply chain,†Oper. Res. Soc., vol. 5219–227, 2007.
[3] R. Fuadda, N. Sulung, and L. Juwita Vina, “Perbedaan Reaksi Pemberian Tranfusi Darah Whoole Blood (WB) dan Packed Red CellL (PRC) Pada Pasien Sectio Caesare Perbedaan Reaksi Pemberian Tranfusi Darah Whoole Blood (WB) Dan Packed Red Cell (PRC) Pada Pasien Sectio Caesare,†vol. 1.No.3 Tah, 2016.
[4] W. Payung, R. A.M., and M. Arif, “Clinical Pathology and Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik Clinical Pathology,†vol. 22, no. 3, 2016.
[5] P. A. Wahidiyat and N. B. Adnani, “Transfusi Rasional pada Anak,†Sari Pediatr., vol. 18, no. 4, p. 325, 2017.
[6] K. R. Sakit, “Tranfusi Darah,†in Tranfusi Komisi RS Saiful Anwar, Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2015, p. 30.
[7] Kiswari Rukman, Hematologi & Tranfusi. Jakarta: Erlangga, 2014.
[8] S. Azizi, S. Tabary, and A. Soleimani, “Prevalence of Acute Blood Transfusion Reactions in Mazandaran Heart Center , Sari ,†pp. 2010–2012, 2014.
[9] Depkes, Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta, 2018.
[10] P. A. Wahidiyat and N. B. Adnani, “Transfusi Rasional pada Anak,†vol. 18, no. 71, pp. 325–331, 2016.
[11] J. Han, M. Kamber, and J. Pei, Data mining: Data mining concepts and techniques. USA, 2014.
[12] A. Alamsyah, D. Widyaningrum, and E. KSL, “Hubungan Masa Simpan Packed Red Cell Dengan Kejadian Febrile Non Haemolytic TransFusion Reaction (FNHTRs),†Media Med. Muda, vol. 3, no. April, pp. 1–6, 2018.
[13] D. Budijanto, Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementrian kesehatan, 2018.
[14] H. Rao, Gundu, T. Eastlund, and L. Jagannathan, Handbook of Blood Banking & Transfusion Medicine, 1st ed. New Delhi: JAYPEE BROTHERS, 2006.
[15] H. Yuniar, R. Muhiddin, and M. Arif, “Perbedaan Golongan Darah ABO di Anemia Hemolitik Autoimun,†Perhimpun. Dr. Spes. Patol. Klin. Indones., 2014.
[16] N. D. Esmeralda and N. A. Chozie, “Laporan kasus berbasis bukti Efektivitas Premedikasi untuk Pencegahan Reaksi Transfusi,†Sari Pediatr., vol. 17, no. 71, pp. 312–316, 2015.
[17] Imtihan, K., & Fahmi, H. (2020). ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS (GIS). Jurnal Manajemen Informatika dan Sistem Informasi, 3(1), 16-23.
[18] Fadli, S., & Imtihan, K. (2019). PENERAPAN MULTI-OBJECTIVE OPTIMIZATION ON THE BASIS OF RATIO ANALYSIS (MOORA) METHOD DALAM MENGEVALUASI KINERJA GURU HONORER. Jurnal Informatika dan Rekayasa Elektronik, 2(2), 10-19.
[19] Fadli, S., & Imtihan, K. (2019). Implementation of MOORA Method in Evaluating Work Performance of Honorary Teachers. SinkrOn, 4(1), 128-135.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Semua tulisan pada jurnal ini menjadi tanggungjawab penuh penulis.